1. Perkenalkan Plasma, Teknologi Olah Sampah Terbaru
Kiri (Dr. Anto Tri Sugiarto). |
Belakangan ini banyak orang yang belum mengetahui fungsi plasma. Yang kita tahu soal plasma pasti tidak jauh dari plasma darah atau TV Plasma. Namun kali ini fungsi plasma tidak hanya terbatas pada dua bidang itu saja. Teknologi plasma adalah teknologi yang berasal dari gas yang sudah terionisasi. Atau disebut juga wujud zat ke - 4. Dengan adanya plasma, ilmuwan LIPI mengklaim kalau plasma bisa dijadikan pengolah sampah yang lebih efiesien dibanding pengolah sampah lainnya. Ilmuwan LIPI tersebut adalah Dr. Anto Tri Sugiarto.
Menurutnya, prinsip sampah itu sebenarnya dibagi menjadi dua yakni sampah rumah tangga dan sampah padat dari industri atau pabrik. Semuanya bisa diproses dalam reaksi plasma. Selama ini yang kita ketahui kalau mengolah sampah itu pasti dibakar, tetapi jika dengan metode plasma berarti dengan cara dipanaskan, contohnya seperti model microwave (oven), dan micowave adalah merupakan plasma itu sendiri.
Alat untuk membuat plasma bisa mulai dari yang paling kecil misalnya sebesar microwave atau yang paling besar seperti halnya sebesar tangki minyak tanah, katanya dalam siaran iptek voice di Kementerian Negara Riset dan Teknologi di Jakarta.
Cara memanaskannya, pertama dibuat suatu tungku, kemudian di dalam ruang pembakaran tersebut diberikan dua buah eletroda bertegangan tinggi (sekitar 10.000 volt), kemudian sampahnya dimasukan. Selanjutnya elekrodanya diberikan tegangan listrik sehingga plasmanya terbentuk di dalam, maka sampah tersebut dengan sendirinya akan terurai.
Sampah-sampah organik, cairan, sayuran, nasi akan berubah menjadi gas, sehingga bisa digunakan untuk menghasilkan listrik. Sementara sampah non organik seperti logam dan lainnya akan mencair dan terkumpul di bagian dasar ruang pembakaran tersebut dan bisa digunakan kembali untuk industri logam. Bagaimana lumayan keren, kan?
2. Seberapa Efisien Plasma?
Teknologi pengolah limbah cari konvensional yang menggunakan mikrobiologi bisa mengurai limbah kimia dan organik dalam waktu seminggu. Namun dengan adanya teknologi plasma, Anto Tri Sugiarto (37), ilmuwan LIPI berhasil mempercepat proses penguraian sampah itu hanya dalam hitungan menit.
Teknologi plasma seperti petir. Teknologi ini menghasilkan loncatan elektron di dalam air yang saya manfaatkan untuk menjernihkan air dalam waktu relatif cepat,” kata Anto, periset pada Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metrologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
Anto menjelaskan, teknologi plasma dihasilkan dari dua elektroda bermuatan listrik sampai 10.000 volt (V). Teknologi plasma akan berupa loncatan elektron yang terjadi bilamana dilewatkan aliran air (limbah) melalui dua elektroda.
”Loncatan elektron menimbulkan ionisasi,” kata Anto.
Selanjutnya, pada limbah dialirkan ozon dan diberi sinar ultraviolet (UV) agar terjadi proses penguraian limbah hingga menghasilkan air yang jernih. Kualitas air yang dihasilkan dari limbah dapat disesuaikan dengan ambang batas baku mutu limbah cair buang atau ditingkatkan lagi menjadi sumber air baku untuk air minum.
Anto menerapkan teknologi ini di beberapa lokasi. Teknologi yang diberi nama Advanced Oxidation Processes (AOP) itu di antaranya diterapkan di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Khusus di Sukoharjo, menurut Anto, alat AOP diterapkan secara mobile (bergerak) di dalam truk. Air limbah yang diolah diambil dari berbagai tempat, yaitu limbah dari beberapa industri.
” Pada prinsipnya, semua jenis limbah cair dapat diuraikan tanpa menimbulkan sisa limbah padat. Proses pengolahan limbah yang berasal dari bahan organik akan jauh lebih cepat, ” kata Anto.
Beberapa rumah sakit juga telah menerapkan AOP yang dirancang Anto, di antaranya rumah sakit di Depok, Bandung, dan Cirebon, Jawa Barat. Industri cat di Tangerang, Banten, dan pabrik pestisida di Gresik, Jawa Timur, juga memanfaatkan AOP. Alat AOP ukuran paling kecil dirancang mampu mengolah limbah kapasitas 100 meter kubik hingga 500 meter kubik per hari dengan investasi Rp 450 juta per unit.
”Makin besar kapasitas air limbah yang diolah, makin tinggi nilai investasinya,” kata Anto.
Selain hemat waktu, AOP juga menghemat tempat karena tidak dibutuhkan banyak tempat untuk memasangnya. Dan terobosan teknologi ini juga menggunakan kombinasi arang aktif agar bisa menyerap mikropolutan (sisa - sisa zat pencemar lingkungan). Benar - benar luar biasa.
Oke itulah manfaat dari plasma dalam bidang pengolahan sampah atau limbah industri. Sebenarnya teknologi ini sudah banyak digunakan hampir di segala bidang industri, namun info seputar manfaat plasma ini terbilang hanya sedikit. Oleh karena itu, kemungkinan besar inilah yang menyebabkan banyak orang awam akan plasma. Untuk kedepannya diperlukan sosialisasi teknologi plasma dan penerapan teknologi plasma agar masyarakat jadi tahu serta membuat industri maju.
Demikian, semoga bermanfat.
0 Response to "Limbah Numpuk?? Olah Saja Dengan Plasma!!"
Posting Komentar